19.2.10

Anak Yatim adalah ketentuan dari Allah SWT
Apabila ada anak yatim menangis, berguncanglah Arasy Allah. Bayangkanlah.

Suatu waktu Allah bertanya kepada Malaikat, "Apa yang membuat anak yatim ini menangis yang ayahnya telah aku tanam dibawah tanah?"

Malaikat menjawab, "Engkau lebih tahu, ya Allah."

"Wahai Malaikat, siapa yang bisa menyenangkan hati anak yatim, Aku akan mereka akan aku buat senang di Akhirat."

Perhatian anak yatim seharusnya berawal dari keluarga dekat. Kalau keluarga dekat Kalau keluarga dekat tidak mampu, tentu ini tanggung jawab pemerintah. karena negara kita di negara kita, ada amanah nundang-undang dasar yang menyatakan bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. Tapi melihat pahalanya yang begitu besar dan kemuliaan yang didapat karena menyayangi dan memperhatikan anak yatim, ini senharusnya menjadi perbruan setiap muslim. Jaminannya adalah surga dan kedekatan dengan Rasulullah SAW di surga.

Kisah Nabi Daud as

Suatu ketika Nabi Daud sedang bercengkerama dengan seorang sahabatnya, seorang anak muda yang kaya dan sukses. anak muda ini belum menikah.

Sedang asyiknya mereka bercerita dan tertawa, tiba-tiba datang malaikat pencabut nyawa, Malaikat Izrail. Anak muda ini tentu tidak bisa melihat Malaikat Izrail, tapi Nabi Daud tahu.

Nabi Daud bertanya, "engkau datang mau silaturahim, atau mau mencabut nyawa seseorang?"

Malaikat Izrail bukannya menjawab, malah balik bertanya, "Siapa orang yang di sampingmu itu?"

Nabi Daud menjawab, "Ini temanku yang baik dan suka menolong, dia berniat berumah tangga minggu-minggu ini."

Izrail lalu berkata lagi, "Usia anak muda ini tinggal 6 hari lagi".

Mendengar pernyataan Malaikat, berubah pucatlahmuka Nabi Daud, teman akrabnya akan meninggal padahal dia berencana mau menikah.
Namun Nabi Daud tidak memberitauh temannya itu.

Waktu berjalan terus. Haru berlalu sampai hari keenam, tetapi ternyata tidak ada kematian dirumah sahabatnya itu. Sampai Dua minggu, satu bulan, dua bulan, enam bulan, tidak ada kematian. Dalam hati Nabi Daud timbul pertanyaan, apa kemungkinan Malaikat Izrail salah?

Setelah enam bulan, Izrail datang kembali ke istana Nabi Daud.
Nabi Daud bertanya tanpa basa-basi terlebih dahulu, "Engkau katakan usia temanku tinggal enam hari, tapi sampai hari ini ia masih hidup. Kenapa?"

Lalu berceritalah Malaikat Izrail, "Suatu hari temanmu ini datang dini hari ke suatu tempat yang tidak satu pun orang tahu, dia pergi ke tempat perawatan anak yatim, itu terjadi sebelum batas enam hari usianya akan berakhir.

Sang ibu yang merawat beberapa anak Yatim heran, ada apa seseorang muda datang dini hari, tanpa ditemani oleh siapa-siapa.

Pemuda itu berkata, "aku tahu, engkau merawat anak yatim, aku datang untuk memberi sedikit bantuan."

Anak-anak yatim yang terbangun mendengar ada orang datang lalu bergembira dan melompat-lompat serta bersyukur karena tamu itu memberikan bantuan kepada mereka. Terbayang oleh mereka tidak akan kelaparan, Mereka sangat berterima kasih kepada pemuda itu.

ketika si anak muda hendak pamit pulang, si Ibu berkata, "Aku hanya bisa berdoa: Ya Allah, panjangkanlah usia anak muda ini, jadikanlah ia teman duduk di surga."
Lalu semuanya berucap, "Amin.'
Kaetika sampai harinya, saat aku akan mencabut nyawanya, turun perintah langsung dari Allah SWT, "Jangan cabut nyawa anak muda ini sebelum ada perintah dariku. Engkau pernah mengatakan usia anak muda ini tinggal enam hari. Sekarang aku ganti enam hari setiap harinya sepuluh tahun, setelah itu kau boleh cabut nyawanya," demikian perintah Allah SWT.

Lalu Malaikat Izrail memandang Nabi Daud dan berkata lagi, "Itu yang membuat aku tidak datang pada saat enam hari yang aku janjikan itu."

Cerita ini dikisahkan dalam kitab Arraudhul Faiq Fil Mawadi Wal Raqaib.

No comments:

Post a Comment